Satuan Acara Penyuluhan Ergonomi (Bag. 2)

25 Oct

LAMPIRAN MATERI

  • DEFINISI

Istilah ergonomi (ergonomics) berasal dari ergo (Yunani lama, yang berarti kerja) dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Dalam hal ini pengertian yang dipakai cukup luas termasuk faktor lingkungan kerja dan metode kerja.

International Labour Organization (ILO) mendefinisikan ergonomi sebagai berikut: Ergonomi ialah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.

  • TUJUAN DAN MANFAAT ERGONOMI
  • Tujuan Ergonomi
  1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.
  2. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja.
  3. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
  • Manfaat Ergonomi

a. Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.

b.  Menurunnya kecelakaan kerja.

c.   Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.

d.  Stres akibat kerja berkurang.

e.    Produktivitas membaik.

f.     Alur kerja bertambah baik.

g.    Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.

h.    Kepuasan kerja meningkat

III.  APLIKASI ERGONOMI

  1. Posisi duduk/bekerja dengan duduk, dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.  Ada beberapa persyaratan :
  • Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya.
  • Tidak menimbulkan gangguan psikologis.
  • Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan.

2. Posisi bekerja dengan berdiri :

Berdiri dengan posisi yang benar, dengan tulang punggung yang lurus/vertikal dan bobot badan terbagi rata pada kedua tungkai.

3. Proses bekerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran antopometrinya

4. Penampilan tempat kerja

Mungkin akan menjadi baik dan lengkap bila disertai petunjuk-petunjuk berupa gambar-gambar yang mudah diingat, mudah dilihat setiap saat.

5. Mengangkat beban

Cara mengangkat beban yakni dengan kepala, bahu, tangan, punggung dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.

  1. Menjinjing beban, beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO : laki-laki dewasa 40 kg, wanita dewasa 15-20 kg, laki-laki (16-18 thn) 15-20 kg, wanita (16-18 thn) 12-15 kg.

2. Organisasi kerja

Pekerjaan yang harus diatur dengan berbagai cara :

  • Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
  • Frekuensi pergerakan diminimalisir
  • Jarak mengangkat beban dikurangi
  • Dalam mengangkat beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi
  • Prinsip ergonomik yang relevan bisa dipergunakan

3. Metode mengangkat beban

Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban.

  • Prinsip dari penanganan metode kinetik yang dipakai yaitu :
  1. Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung.
  2. Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
  • Faktor dasar dari metode mengangkat beban, yaitu :
  1. Posisi kaki yang benar
  2. Punggung kuat dan kekar
  3. Posisi lengan dekat dengan tubuh
  4. Mengangkat dengan benar
  5. Menggunakan berat badan
  • PENANGGULANGAN PERMASALAHAN ERGONOMI

Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan masalah ; tahap awal adalah identifikasi masalah yang sedang dihadapi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi.

Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah ; masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih dahulu. Setelah analisis dikerjakan, maka satu atau dua alternatif intervensi harus diusulkan.

Pada pengenalan ada 3 hal yang harus diperhatikan, ketiganya berinteraksi dalam penerapan ergonomi dengan fokus utama pada sumber daya manusia :

1. Kesehatan mental dan fisik harus diperhatikan untuk diperbaiki sehingga didapatkan tenaga kerja yang sehat fisik, rohani dan sosial yang memungkinkan mereka hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi.

2. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.

3. Lingkungan tempat kerja

– Harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan anggota badan sehingga dapat bergerak secara leluasa dan efisien.

– Dapat menimbulkan rasa aman dan tidak menimbulkan stres lingkungan.

4. Pembebanan kerja fisik

Selama bekerja, kebutuhan peredaran darah dapat meningkat sepuluh sampai dua puluh kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot yang bekerja, memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak.

Kerja otot dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

– Kerja otot dinamik, ditandai dengan kontraksi bergantian yang berirama dan ekstensi, ketegangan dan istirahat.

– Kerja otot statik, ditandai oleh kontraksi otot yang lama yang biasanya sesuai dengan sikap tubuh. Tidak dianjurkan untuk meneruskan kerja otot statik dalam jangka lama karena akan timbul rasa nyeri dan memaksa tenaga kerja untuk berhenti.

5. Sikap tubuh dalam bekerja

Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang dibutuhkan. Pada posisi berdiri dengan pekerjaan ringan, tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm di bawah siku. Agar tinggi optimum ini dapat diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku yaitu jarak vertikal dari lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah mendatar dan lengan atas vertikal. Tinggi siku pada laki-laki misalnya 100 cm dan pada wanita misalnya 95 cm, maka tinggi meja kerja bagi laki-laki adalah antara 90-95 cm dan bagi wanita adalah antara 85-90 cm.

Disusun oleh :

Fitri Rahmawati & Nenden Rostini

Program Profesi Ners Angkatan 27 Universitas Padjadjaran

Leave a comment